Jumat, 03 April 2009

Pemilu 2009 merupakan Harapan baru bagi Segenap masyarakat Indonesia

KESEKOLAH HARUS JALAN KAKI 8 KM

Panyabungan,Wartamadina
Di Tahun 2008 yang lalu boleh dikatakan era baru bagi bangkitnya pendidikan di Kabupaten Mandailing Natal, hal ini dibuktikannya dengan banyaknya siswa lulusan sekolah Mandailing Natal yang diterima di beberapa perguruan tinggi negeri/swasta dengan bebas testing.
Pembangunan infrastruktur sekolah baik dari tingkat Tk sampai SMU bahkan PT ( Perguruan Tinggi) di Madina boleh dikatan sudah mencapai diatas angka 80 %. Dari realita itulah sangat wajar Bupati Mandailing Natal H.Amru Daulay SH disebut sebagai bapak pembangunan, karena dengan arahan-arahan dari Bupati inilah Kadis pendidikan H.Samad Lubis SE bisa mengarahkan prioritas pembangunan pendidikan menjadi lebih terarah. Dari kondisi sekarang ini nantinya sumber daya manusia (SDM) masyarakat Mandailing Natal kedepannya menjadi lebih handal dan siap bersaing ditengah-tengah masyarakat.
Walaupun begitu sungguh tidak mungkin masih adanya kekurangan yang terjadi dan hal itu merupakan sifat individu dari setiap manusia. Namun harapan public untuk pengembangan sumber manusia yang handal di Kabupaten Madina sudah lebih optimal bila dibandingkan pada masa statu Madina sebelum mekar dari kabupaten Tapanuli selatan. Atas pencapaian tersebut tidak terlepas dari kerjasama yang baik antara masyarakat dengan pemerintah. Atas inilah warga desa Hutatinggi Kecamatan Panyabungan Timur Kabupaten Mandiling Natal sangat mengharapkan pembangunan sekolah Dasar (unit baru) didesa mereka.
Hal itu memang beralasan mengingat jarak tempuh siswa SD ke sekolah sangat jauh. Adalah SD 142586 Sirangkap Kecamatan Panyabungan Timur inilah sarana belajar bagi 2 desa yakni Desa Sirangkap dan Desa Hutatinggi. Hampir 8 Km jarak tempuh yang dilalui siswa setiap harinya untuk dapat mengecap pendidikan. Tidak ada kenderaan, yang ada hanya jalan kaki dengan medan yang sangat mengkhwatirkan bagi siswa seusia mereka. Hal itu disebabkan sepanjang 4 KM tersebut dikelilingi oleh hutan belantara dan genangan air khususnya pada musim penghujan. Dari kondisi tersebut banyak siswa yang putus sekolah, mengingat para orang tua siswa di desa itu enggan untuk melepaskan anaknya dengan usia yang masih dini.
Sehingga para orang tua memilih memasukkan anaknya pada usia 10 tahun sementara pada desa-desa lain di Madina usia itu sudah duduk dibangku kelas 3.
Padahal penduduk desa Hutatinggi dari angka penduduk saat ini mencapai 480 jiwa, Sehingga sudah sangat wajar pada desa Hutatinggi didirikan sekolah baru agar tidak tertinggal dari desa-desa lain yang ada di Madina. Kepala Desa Hutatinggi Nazamuddin pekan lalu kepada Wartamadina mengatakan hampir setiap harinya 65 siswa sekolah di SD sirangkap yang merupakan desa tetangga dari Hutatinggi dengan berjalan kaki sebut Kades.
Sudah sangat wajar lanjut Nazamuddin pendirian sekolah baru pada desa mereka mengingat tanah pertapakan untuk pendiriannya sudah disiapkan masyarakat ujarnya. Padahal usulan pendirian sekolah tersebut sudah sering diusulkan para warga sejak 2006 lalu ke Instansi terkait sebut naza. Jadi Prioritas ini sangat mendesak sebut kades. Untik itu para warga desa tersebut sangat mendambakan perealisasian pemndirian sekolah baru pada desa mereka.